Kawal Kinerja Pejabat Pasca Pemilu, Think Policy Kenalkan Platform Bijak Demokrasi

Peluncuran Bijak Demokrasi. (Think Policy)

Masa Pemilihan Umum atau Pemilu sudah berakhir. Meskipun begitu, tugas orang muda untuk mengawal kinerja pejabat masih akan terus berlanjut. Guna tugas ini, Think Policy memperkenalkan platform Bijak Demokrasi.

Sebagai inisiatif lanjutan platform edukasi Pemilu 2024 “Bijak Memilih” yang berkolaborasi dengan What Is Up, Indonesia? (WIUI), bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-116, Think Policy menghadirkan sebuah gerakan pendidikan politik dan kebijakan publik independen, Bijak Demokrasi.

Berdasarkan data internal, 29% pengguna Bijak Memilih lebih berminat mengetahui politik Indonesia lewat pengemasan informasi yang komprehensif. Melalui platform Bijak Demokrasi, semangat pendidikan politik untuk peningkatan nalar kritis publik diharapkan terus berkembang.

Acara peluncuran perdana Bijak Demokrasi ini diadakan di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta pada Rabu (22/5/2024) lalu.

Partisipasi demokrasi tidak berhenti setelah pemilu selesai. Kita masih harus mengawal kinerja pejabat terpilih dan memastikan pemerintahan menghasilkan kebijakan yang berkualitas,

Seringkali kita merasa tidak punya suara untuk menciptakan perubahan yang sistemik. Bijak Demokrasi ingin meyakinkan publik bahwa terdapat berbagai cara kita berpartisipasi aktif dalam mendorong demokrasi yang lebih bermakna dan naik kelas” ungkap CEO Think Policy & Co-Head Sekretariat Bijak, Andhyta Firselly Utami.

Guna mengakomodasi tiap level partisipasi publik dalam proses demokrasi, Platform Bijak Demokrasi hadir dengan empat produk utama:

  1. Bijak Pilkada: Serupa dengan Bijak Memilih, Bijak Pilkada mendorong masyarakat untuk melakukan riset dan memilih kandidat pada Pemilihan Kepala Daerah mendatang sesuai dengan nilai dan kebutuhan masing-masing.
  2. Bijak Memantau: Dengan produk ini, masyarakat diajak untuk mengawasi kebijakan yang dibuat oleh setiap menteri atau anggota parlemen, memastikan transparansi dan akuntabilitas pemerintah.
  3. Komunitas Bijak: Melalui produk ini, masyarakat dapat bergabung dalam komunitas lokal atau gerakan untuk memperkuat partisipasi dan kolaborasi dalam memantau kebijakan publik.
  4. Sekolah Bijak: Sekolah Bijak adalah platform edukasi kebijakan publik yang dirancang bagi masyarakat yang ingin mempelajari proses kebijakan publik, mulai dari pemula hingga tingkat profesional.

Dalam era inovasi yang cepat ini, kami mengapresiasi kerja sama bersama Think Policy untuk melanggengkan kolaborasi antara pemerintah dan publik yang menjadi semakin penting untuk mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan” jelas Hasintya Saraswati, Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Percepatan Inovasi Pemuda dan Olahraga.

Peluncuran Bijak Demokrasi dilanjutkan dengan acara Ruang Tengah yang diselenggarakan oleh Think Policy dan Kementerian Pemuda dan Olahraga dan dihadiri oleh 25 komunitas kepemudaan.

Ruang Tengah ini bertujuan untuk melakukan jajak pendapat dan pembahasan rancangan Desain Besar Kepemudaan Nasional (DBKN) Tahun 2025-2045 dengan fokus isu-isu relevan kepemudaan, yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan pemuda, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.

Kunci kemajuan suatu negara terletak pada sistem demokrasi yang kokoh, di mana legislatif, eksekutif, dan yudikatif menjalankan fungsinya masing-masing secara optimal. Keseimbangan antarkekuasaan inilah yang menjamin terciptanya kebijakan publik yang berkeadilan dan berdampak positif bagi seluruh rakyat. Bijak Demokrasi hadir untuk menjadi platform bagi rakyat untuk menjaga dan mengawal fungsi-fungsi tersebut agar terus berjalan baik” ujar Bintang Emon.

Share it:

Artikel Terkait

Tinggalkan komentar