Gaji Capai Puluhan Juta, Ini Alasan Masyarakat Indonesia Bekerja di Luar Negeri

Ilustrasi bekerja di luar negeri. (Pixabay)
Ilustrasi bekerja di luar negeri. (Pixabay)

Bekerja di luar negeri kini menjadi salah satu pilihan menarik bagi masyarakat Indonesia. Selain memberikan prospek karir dan pendapatan bulanan yang bahkan bisa mencapai puluhan juta, peluang kerjanya pun semakin terbuka luas.

Kebutuhan akan SDM dengan kemampuan khusus dan keseriusan mengembangkan bidang tertentu, mendorong beberapa negara menciptakan program penyerapan tenaga kerja, yang sekaligus jalan untuk masyarakat dapat bekerja di luar negeri.

Menurut survei Komisi Eropa di akhir 2022, negara Jerman saat ini mengalami kekurangan tenaga kerja usia produktif hingga mencapai 380 ribu per tahun. Sementara itu, laporan dari Teikoku Databank di tahun 2023 mengatakan bahwa lebih dari 260 perusahaan di Jepang terpaksa gulung tikar karena kekurangan tenaga kerja. Kejadian-kejadian seperti itu saat ini terjadi cukup masif terutama di negara-negara maju di Asia, Eropa, maupun Amerika.

Berbekal peluang tersebut, minat masyarakat Indonesia untuk bekerja di luar negeri kini terus meningkat. Di tahun 2023, penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencapai lebih dari 274 ribu pekerja, atau tumbuh sekitar 40 persen (Laporan BP2MI dalam Katadata, 2024). Jepang dan Jerman merupakan dua negara maju yang menjadi destinasi favorit, terutama karena menawarkan gaji bulanan yang mencapai 20-30 juta rupiah.

Bidang pekerjaannya pun cukup beragam. PMI biasanya mengambil bidang-bidang yang memang sedang mengalami kekurangan tenaga kerja paling signifikan, misalnya di bidang pertanian, perawat, otomotif, perhotelan, hingga restoran. Yang menarik, banyak lowongan yang bahkan hanya mensyaratkan lulusan setara SMA, sehingga menjadi daya tarik yang cukup tinggi bagi banyak masyarakat Indonesia.

Program Khusus Rekrutmen Tenaga Kerja di Jepang dan Jerman

Jepang dan Jerman menawarkan program rekrutmen tenaga kerja dari luar negeri yang diberikan visa khusus dari pemerintahnya. Program tersebut adalah Tokutei Ginou di Jepang dan Ausbildung di Jerman.

Bedanya, Tokutei Ginou dari Jepang adalah program visa untuk pekerja dengan keterampilan khusus, atau Specified Skilled Workers (SSW). Sementara, Ausbildung milik Jerman adalah program yang memberikan pendidikan teori dan praktik yang diperuntukkan bagi entry-level-employee. Keduanya dapat diikuti oleh lulusan SMA/K dan perguruan tinggi dari berbagai jurusan, bahkan untuk yang belum memiliki pengalaman kerja sama sekali.

Tokutei Ginou mengharuskan calon pekerja migran memiliki kemampuan bahasa Jepang setidaknya tingkat N4 dari Japanese Language Proficiency Test (JLPT), atau Japan Foundation Test (JFT) A2. Karena diperuntukkan bagi mereka yang memiliki pengalaman kerja, calon peserta Tokutei Ginou harus melewati ujian keterampilan yang disebut Specified Skilled Worker (SSW) di beberapa jurusan tertentu.

Untuk program Ausbildung, calon pekerja harus mengantongi sertifikat bahasa Jerman minimal tingkat B1 atau B2 dari lembaga, misalnya Goethe-Institut.

Tokutei Ginou dan Ausbildung berbeda dari program magang umum, dengan durasi lebih panjang dan jenjang karir yang lebih jelas. Tokutei Ginou sendiri memberikan durasi kontrak kerja selama 5 tahun, lalu dilanjutkan dengan Tokutei Ginou 2 tanpa batasan tahun kerja. Ketika pegawai ada di tahap ini, mereka diperkenankan membawa keluarga tinggal di Jepang dengan memenuhi syarat yang berlaku.

Ausbildung sendiri memberikan program intensif selama 3 tahun dan memberikan sertifikat keahlian pada peserta. Banyak alumni Ausbildung yang akhirnya diterima kerja di perusahaan di Jerman karena dianggap sudah memiliki keterampilan yang mumpuni dan kemampuan bahasa Jerman yang terampil.

Cara Efektif Menyiapkan Diri untuk Kerja di Luar Negeri

Schoters, startup edutech Indonesia. (Schoters)
Schoters, startup edutech Indonesia. (Schoters)

Tentunya banyak masyarakat Indonesia yang tergiur dengan berbagai benefits yang ditawarkan dengan bekerja di luar negeri. Salah satu alternatif yang cukup banyak digemari oleh para calon pekerja adalah dengan bergabung pada program bimbingan persiapan kerja. Cara ini dapat membantu calon pekerja untuk belajar dan berlatih dengan kurikulum terstruktur dan komprehensif, dibimbing langsung oleh tutor atau guru yang tidak jarang juga merupakan alumni program kerja di luar negeri.

Penulis berhasil mewawancarai Radyum Ikono, CEO dari salah satu lembaga yang memiliki bimbingan persiapan kerja di luar negeri, yaitu Schoters yang merupakan anak perusahaan dari Ruangguru.

Sejak 2022, Schoters telah menghadirkan program Work Abroad Academy by Schoters dengan layanan pendampingan berkas dan pelatihan bahasa intensif. Perlu diketahui, Schoters adalah startup edutech Indonesia yang menghadirkan bimbingan bahasa asing seperti IELTS, TOEFL, SAT, bahasa korea hingga bahasa prancis, persiapan tes SAT/GRE, persiapan dokumen dan pemilihan kampus atau negara, hingga layanan penerjemah tersumpah.

“Kami senang sekali karena solusi yang kami hadirkan ini telah banyak membantu rekan pencari kerja untuk bisa kerja di berbagai negara. Yang unik dari program bimbingan persiapan kerja di luar negeri di Schoters adalah pilihan negara yang banyak. Di Schoters anda bisa memilih untuk dipersiapkan kerja di Jepang, Jerman, atau Korea.”

Radyum menambahkan, “Selain itu, di Schoters kami juga membantu semua proses secara end-to-end, mulai dari bimbingan bahasa, dokumen, persiapan interview, hingga keberangkatan, bekerja sama dengan lembaga-lembaga resmi yang memiliki izin sending organization (SO). Setiap bulan kami bisa mendapatkan info lowongan kerja hingga lebih dari 100 di berbagai negara dunia”.

Richard, salah satu alumni dari program bimbingan di Schoters merasa sangat terbantu dengan berbagai program pendampingan yang diberikan selama kurang lebih 6 bulan.

“Persiapan Tokutei Ginou bersama Work Abroad Academy dari Schoters, rasanya puas karena saya benar-benar dibimbing. Mulai dari persiapan JFT dan SSW, sehingga saya dapat lulus seleksi dengan satu kali percobaan saja. Semuanya berkat sensei yang telah membantu saya dalam proses belajar,” ungkap Richard. Richard saat ini telah diterima kerja di bidang budidaya perikanan di salah satu perusahaan di daerah Kagoshima Jepang.

Alumni lain, Dwi, baru saja lolos program Ausbildung Jerman di bidang pengolahan makanan di sebuah perusahaan produksi cokelat di kota Berlin.

“Tidak salah memilih Work Abroad Academy untuk persiapan mengikuti Ausbildung. Akhirnya semua ekspektasi terbayar tuntas setelah dinyatakan lolos. Mulai dari jalur, step by step, tips wawancara, pemilihan company, hingga latihan yang diperlukan, semuanya di-deliver dengan maksimal. Jadi lumayan mengurangi beban dan lebih mudah mengambil keputusan, karena benar-benar didampingi secara terus menerus oleh mentor berpengalaman.” ungkapnya.

Share it:

Artikel Terkait

Tinggalkan komentar